Cerita Sex Anine
Malam itu, Anine sedang berdua dengan pacarnya, Fariz. Kedua meluncur ke sebuah daerah pinggiran di kota S. Daerah itu dikenal dengan sebutan “goyang goban”. Disana tempatnya luas, lapang tetapi gelap. Oleh karena itulah banyak dimanfaatkan oleh kalangan muda-mudi untuk menyalurkan hasrat seksual mereka secara darurat.
Cukup dengan membayar goban (lima puluh ribu rupiah), sepasang muda-mudi bisa segera crot. Tinggal memilih lokasinya saja. Tetapi tentu aktifitasnya didalam mobil, karena daerah itu sebenarnya adalah tanah lapang.
“Malam, bang.”, sapa Fariz saat memasuki daerah itu. Beberapa orang yang sedang asyik merokok dan ngopi memandang dia. Lalu salah seorang berdiri dan mendekat ke mobil Kijang tersebut. Tanpa banyak bicara Fariz segera menyodorkan selembar uang lima puluh ribu rupiah ke preman tersebut. Sambil menghisap rokoknya, pemuda tanggung dengan tubuh yang agak kurus itu melongok kedalam mobil.
“Agak rame lho. Jadi pilih yang dalam aja.”. Ujarnya.
“Ceweknya mas?”, tanyanya sambil mengantongi uang goban itu. Fariz mengangguk.
“Cakep mas.”, ujarnya lagi. Fariz tersenyum kecil. Dia lalu segera menjalankan mobilnya masuk ke daerah “telarang” itu. Melalui kaca spion mobilnya, Fariz dapat melihat preman tHadi tertawa-tawa dengan teman-temannya sambil menunjuk kearah mobilnya.
“Ceweknya mas?”, tanyanya sambil mengantongi uang goban itu. Fariz mengangguk.
“Cakep mas.”, ujarnya lagi. Fariz tersenyum kecil. Dia lalu segera menjalankan mobilnya masuk ke daerah “telarang” itu. Melalui kaca spion mobilnya, Fariz dapat melihat preman tHadi tertawa-tawa dengan teman-temannya sambil menunjuk kearah mobilnya.
Benar juga. Sudah ada beberapa mobil yang terparkir rapi ditempat itu. Karena lampu depannya masih menyala, secara sepintas Fariz dapat melihat beberapa adegan panas didalam mobil yang pas kena sorot lampunya. Ada yang sedang mem-blow job cowoknya, ada juga cewek yang sedang disetubuhi cowoknya. Pemandangan yang semakin menggairahkan Fariz tentunya. Tetapi dia tidak berani secara terang- terangan menyorot mobil-mobil tersebut. Bisa-bisa digebukin ama preman yang jaga disana.
Tak lama kemudian, dia mendapat lokasi yang bagus. Didepannya banyak berjejer pohon sono yang rindang. Fariz lalu mematikan mesin mobilnya dan membuka sedikit jendelanya agar ada udara segar yang masuk.
“Yuk, say.”, ujar Fariz dengan genit. Anine hanya tersenyum lalu mencium kekasihnya
“Yuk, say.”, ujar Fariz dengan genit. Anine hanya tersenyum lalu mencium kekasihnya
dengan mesra. Keduanya lalu pindah ke kursi belakang, karena lebih luas. Setelah itu, Fariz dengan segera menciumi Anine dengan penuh nafsu. Sudah sekitar 1 bulan ini dia tidak menikmati tubuh pacarnya, karena Anine lagi liburan ke Amrik bersama orang-tuanya. Jadi nafsunya sudah sangat bergolak. Anine balas menciumi kekasihnya itu. Tangan Fariz tidak lupa meremas-remas dengan cepat payudara Anine yang menonjol dibalik kaus ketatnya itu. Sudah beberapa menit mereka berciuman. Fariz lalu meraba-raba paha Anine yang mulus itu dan mulai bergerilya masuk kedalam. Anine memejamkan mata, merasakan geli sekaligus nikmat, saat jemari Fariz menggosok celana dalamnya dan lalu menusukkan jarinya kedalam vaginanya.
“Ah…”, erang Anine. Fariz terus menciumi leher Anine sambil jarinya merogoh masuk kedalam vagina Anine dan mengkocoknya dengan cepat. Vagina itu terasa semakin basah dan hangat.
“Enak say?”, ujar Fariz sambil terus melumat leher Anine. Sang cewek hanya mengangguk lemah, menikmati rangsangan yang diberikan pacarnya itu. Pada saat sedang asyik-asyiknya, tiba-tiba ada yang mengetuk kaca mobilnya. Sontak hal ini membuat Fariz dan Anine kaget. Dengan perlahan Fariz membuka kaca jendelanya lalu melongok keluar.
“Enak say?”, ujar Fariz sambil terus melumat leher Anine. Sang cewek hanya mengangguk lemah, menikmati rangsangan yang diberikan pacarnya itu. Pada saat sedang asyik-asyiknya, tiba-tiba ada yang mengetuk kaca mobilnya. Sontak hal ini membuat Fariz dan Anine kaget. Dengan perlahan Fariz membuka kaca jendelanya lalu melongok keluar.
“Mas. Buka pintunya sebentar.”, ujar salah seorang preman yang mendekat tHadi. Fariz memandangi sekitarnya. Karena gelap, dia tidak dapat melihat dengan jelas. Namun yang pasti, ada 3 orang yang sedang mengerumuni mobil mereka. Merasa gelagat yang kurang enak, Fariz berusaha menutup kaca jendela dan berniat untuk kabur. Namun salah seorang preman tersebut menyadari rencana Fariz dan segera melayangkan tinjunya. Plak ! Fariz terguling didalam mobil. Anine berteriak tertahan. Dengan cepat, preman tersebut memasukkan tangannya kedalam mobil melalui jendela yang terbuka dan membuka kunci pintunya.
Singkat cerita, mereka membawa Anine dan Fariz ke sebuah gubuk bambu yang letaknya tidak jauh dari lokasi mereka memparkir mobil. Gubuk itu hanya diterangi oleh lampu petromaks, ukurannya tidak terlalu besar. Didalamnya ada sebuah kasur yang sudah butut. Salah seorang preman itu lalu menohok perut Fariz dan melemparnya ke lantai. Fiaz mengerang kesakitan. Anine hanya bisa gemetar sambil menutup mulutnya.
“Hehe…punya cewek cantik hanya mau dinikmati sendiri. Enak aja.”, ujar Hadi, salah seorang preman itu. Kedua preman yang lain tertawa mendengarnya. Salah seorang diantara mereka sedang memegang botol bir yang tinggal sedikit. Hm…lagi mabuk rupanya. Hadi lalu mendekati Fariz dan melucuti seluruh pakaiannya. Setelah itu, dia membuang pakaian itu ke luar gubuk, mengikat Fariz dan meninggalkan Fariz yang sedang kesakitan dalam keadaan telanjang.
Ketiga preman itu lalu berbalik dan memandangi Anine yang sedang berdiri ketakutan.
“Wow…nonik ini cantik sekali. Putih dan seksi lagi.”, goda Sony. Anine hanya diam sambil menangis sesenggukan. Dia melihat Sony memandangi dirinya seperti belum pernah liat wanita sebelumnya.
“Wow…nonik ini cantik sekali. Putih dan seksi lagi.”, goda Sony. Anine hanya diam sambil menangis sesenggukan. Dia melihat Sony memandangi dirinya seperti belum pernah liat wanita sebelumnya.
Tiba-tiba timbul penyesalan didalam dirinya. Ngapain juga pake baju seksi. Anine memakai kaus tanktop putih tipis yang ketat, dengan BH hitam. Ditambah rok mini jeans kesukaannya. Sony lalu mendekat dan mulai meraba-raba tubuhnya.gairahsex.com Dengan cepat Anine menepis tangan itu. Ketiga preman itu hanya tertawa melihatnya. Lalu tiba-tiba Sony memeluk Anine dari belakang dan langsung meremas-remas payudara Anine.
“Aduh…sakit. Lepaskan…Jangan mas…jangan…”, ujar Anine memelas. Air mata- nya menetes dengan deras. Dia tidak rela tubuhnya disentuh oleh preman-preman ini. Tetapi dia tak mampu melawan. Sony nampak merem-melek meremasi payudara Anine yang seksi itu.
“Oh…uenak banget. yeah…”, ujarnya sambil menggesek-gesekkan penisnya ke pantat Anine. Hadi tidak tinggal diam. Dia juga mendekat lalu menarik Anine dari Sony. Dengan buas dia lalu menciumi bibir Anine yang tipis dibalut lipstik pink itu.
“Oh…uenak banget. yeah…”, ujarnya sambil menggesek-gesekkan penisnya ke pantat Anine. Hadi tidak tinggal diam. Dia juga mendekat lalu menarik Anine dari Sony. Dengan buas dia lalu menciumi bibir Anine yang tipis dibalut lipstik pink itu.
“Oh…ga mau……ga mau….”, pintanya memelas. Tetapi dia tidak mampu melawan. Preman yang satunya lagi, si Rohmat, nampak sudah melepas seluruh pakaiannya dan mulai mengkocok penisnya sendiri, melihat kedua temannya mengerjai gadis cantik itu. Karena sang korban masih melawan, Sony dengan kesal mengeluarkan gobang dari balik bajunya dan menempelkannya ke leher Anine.
“Loe bisa diam kagak? Mau gue gorok kayak sapi ya?”, ancamnya serius. Anine hanya menggelengkan kepala sambil menangis. Mungkin saking takutnya, tanpa sadar Anine sampai ngompol ! Sony menyadari hal ini. Dia lalu tertawa lepas, demikian juga kedua temannya.
“Haha…udah deh non. Kamu diam aja. Ok? Ga apa-apa kok. Kami hanya pengen coba aja. Masa seumur hidup kagak pernah? Cowokmu kan sama dengan kita, tapi dia pernah. Masa kita kagak boleh?”. Sahutnya lagi.
“Mau kan non?”, tanya Sony lagi. Anine menggeleng dengan lemah. Sony lalu menempelkan lebih keras gobangnya.
“Mau ngga? Aku gorok sekarang.”, ancamnya sambil pelan-pelan menggeserkan goroknya dileher Anine. Anine merasa ancaman si Sony ini nggak main-main. Jadi dia hanya pasrah aja, sambil menangis sesenggukan.
“Nah…gitu donk non. Sip.”, ujar Hadi sambil melepas seluruh pakaiannya, yang kemudian diikuti oleh Sony. Anine diam saja sambil menutup matanya. Dia tidak menyangka hal seperti ini bakal dialaminya.
“Mau kan non?”, tanya Sony lagi. Anine menggeleng dengan lemah. Sony lalu menempelkan lebih keras gobangnya.
“Mau ngga? Aku gorok sekarang.”, ancamnya sambil pelan-pelan menggeserkan goroknya dileher Anine. Anine merasa ancaman si Sony ini nggak main-main. Jadi dia hanya pasrah aja, sambil menangis sesenggukan.
“Nah…gitu donk non. Sip.”, ujar Hadi sambil melepas seluruh pakaiannya, yang kemudian diikuti oleh Sony. Anine diam saja sambil menutup matanya. Dia tidak menyangka hal seperti ini bakal dialaminya.
Sony lalu mendekati Anine dari belakang dan kembali meremasi payudara gadis itu dengan gemas. Anine mengeritkan dahi, menahan sakit.
“Duh…sakit mas.”, ujar Anine tetapi tidak digubris oleh Sony yang terus meremas payudaranya sambil merem-melek keenakan. Hadi lalu menyuruh Sony berhenti dan dia lalu mengangkat tanktop putih ketat Anine sehingga tampaklah payudara Anine yang indah, terbungkus oleh BH hitam transparan berenda.
“Duh…sakit mas.”, ujar Anine tetapi tidak digubris oleh Sony yang terus meremas payudaranya sambil merem-melek keenakan. Hadi lalu menyuruh Sony berhenti dan dia lalu mengangkat tanktop putih ketat Anine sehingga tampaklah payudara Anine yang indah, terbungkus oleh BH hitam transparan berenda.
“Bujubuset. Asyik banget dadamu, moy.”, ujar Hadi kegirangan. Sony lalu menciumi punggung Anine dengan buas, sedang Hadi langsung menyergap kedua bukit kembar itu dengan sama buasnya. Anine merasa kesakitan. Tak sabar, Hadi lalu mengangkat cup BH hitam Anine.
“Wuah….seksi banget.”. Putih Anine yang merah muda terlihat menonjol di ujung payudaranya yang berukuran 34B. Dia lalu dengan buas menyedot puting payudara Anine sambil tangannya yang lain memilin puting satunya. Anine mengerang. Dia mulai merasakan sedikit getaran kenikmatan saat putingnya disedot dengan kasar oleh Hadi.
Sony lalu berdiri didepan Anine, bersebelahan dengan Hadi. Lalu keduanya dengan rakus menyedot dan melumat kedua payudara Anine secara bergantian. Hadi terkadang memainkan lidahnya di daerah puting Anine, sedang Sony terus menetek dengan ganas. Payudara indah yang putih mulus itu sekarang penuh dengan air liur kedua preman itu. Anine mengerang semakin jelas. Entah, menurut ceritanya, dia mulai merasakan kenikmatan saat payudaranya dinikmati oleh preman tersebut. Sambil terus menetek, Sony mulai menarik resleting rok jeans Anine dan melepasnya. Mereka lalu berhenti menyedot puting Anine dan melihat pemandangan seksi dibawahnya. Mereka melihat sebuah CD hitam transparan yang berenda juga, menutup lubang vagina Anine. Mata kedua preman itu takjub. Anine hanya pasrah saja. Dia memandangi gubuk itu dan melihat si Rohmat masih mengkocok penisnya perlahan.
“Uh…Seksi banget non.”, ujar Sony. Dia lalu menarik Anine keatas kasur butut itu dan menidurkannya terlentang. Hadi lalu dengan cepat menciumi daerah paha kanan Anine, sedangkan Sony dengan asyiknya menciumi dan menjilati belahan vagina Anineyang masih tertutup CD hitam transparan tersebut. Jarinya tak lupa memilin-milin puting payudara Anine.
“Uh…ah…”, erang Anine. Tak bisa dipungkiri, walaupun dia dalam kondisi diperkosa,Anine merasakan getaran kenikmatan seksual yang semakin tinggi.
“Haha…Konak juga loe ya non…Dibilang apa.”, goda Hadi. Anine diam saja sambil memejamkan mata, membiarkan dirinya dinikmati oleh preman tersebut.
“Uh…ah…”, erang Anine. Tak bisa dipungkiri, walaupun dia dalam kondisi diperkosa,Anine merasakan getaran kenikmatan seksual yang semakin tinggi.
“Haha…Konak juga loe ya non…Dibilang apa.”, goda Hadi. Anine diam saja sambil memejamkan mata, membiarkan dirinya dinikmati oleh preman tersebut.
Sony lalu melorot CD hitam tersebut. Wow…Terlihat sebuah vagina yang GUNDUL ! Tercukur rapi. “Wah…Non rupanya ga suka ada bulunya ya…”, goda Sony lagi. Dia lalu dengan cepat memainkan lidahnya didalam belahan vagina Anine yang semakin becek itu. Lalu, Hadi segera memberi isyarat kepada Sony untuk mulai. Sony lalu berdiri. Hadi memposisikan Anine supaya lebih enak disetubuhi. Dengan cepat dia menindih gadis cantik itu dan memposisikan penisnya divagina Anine.
“Duh…aku ga mau bang. Jangan bang…”, ujar Anine perlahan. Hadi hanya menyeringai saja. Dia lalu memposisikan penisnya dan menusuknya dengan cepat kedalam vagina Anine.
“Oooooooo…uenaknya. Becek uhh…”, teriak Hadi saat penisnya menembus vagina Anine.
“Aduh…bang. Sakit… !”, teriak Anine kesakitan. Bibir vaginanya melesak kedalam saat penis Hadi menusuknya.
“Oooooooo…uenaknya. Becek uhh…”, teriak Hadi saat penisnya menembus vagina Anine.
“Aduh…bang. Sakit… !”, teriak Anine kesakitan. Bibir vaginanya melesak kedalam saat penis Hadi menusuknya.
Penis Hadi memang cukup besar, sehingga “merepotkan” vagina Anine didalam menerimanya. Hadi lalu terus menghunjamkan penisnya yang besar itu dan mengkocoknya dengan ganas.gairahsex.com Anine hanya bisa menangis kesakitan, sedang Hadi merem melek menahan nikmatnya menyetubuhi gadis itu. Payudara Anine yang putih terguncang kedepan dan kebelakang, mengikuti irama persetubuhan Hadi yang kasar. Selama beberapa menit Hadi menyetubuhi gadis ini. Erangan kesakitan dan tangis Anine tidak mengurangi gairah ketiga preman itu. Justru hal ini membuat mereka semakin bergairah.
“Uh…enak man….enak man…”.
Tak lama kemudian, Hadi mengalami orgasme. Dengan menjambak rambut Anine, dia menyemprotkan spermanya didalam vagina Anine. Dia lalu kelojotan selama beberapa detik dan lalu rebah kecapaian diatas Anine. Dia lalu mencabut penisnya dan terlihat sedikit lelehan spermanya keluar melalui belahan vagina Anine. Anine menangis memegangi vaginanya yang terasa sakit dan ngilu. Hadi tertawa melihatnya,
“Giliranmu, Son. Gile. Enak banget.”. Sony lalu menarik dengan kasar lengan Anine keatas sehingga memperlihatkan ketiaknya yang putih. Sony dengan gemas menciumi ketiak Anine dan menjilatnya penuh nafsu.
“Uh…sip.”, ujarnya. Dia lalu memposisikan penisnya dan bersiap untuk memperkosa Anine.
“Aduh…sakit bang. Jangan ya bang…”, pinta Anine memelas.
Sony tidak menggubrisnya, dan dengan sebuah hunjaman yang dalam, dia menusukkan penisnya kevagina Anine.
“Ahhhhhhh………”, teriak Sony keenakan.
“Aduh…bang ! sakiiiiit !”, teriak Anine kesakitan. Penis Sony katanya berukuran lebih besar ketimbang Hadi, sehingga bibir Anine semakin melesak kedalam saat dikocok. Untung ada tambahan pelumas, yaitu sperma dari Hadi. Kalo nggak, bakal pingsan dah Anine.
“Giliranmu, Son. Gile. Enak banget.”. Sony lalu menarik dengan kasar lengan Anine keatas sehingga memperlihatkan ketiaknya yang putih. Sony dengan gemas menciumi ketiak Anine dan menjilatnya penuh nafsu.
“Uh…sip.”, ujarnya. Dia lalu memposisikan penisnya dan bersiap untuk memperkosa Anine.
“Aduh…sakit bang. Jangan ya bang…”, pinta Anine memelas.
Sony tidak menggubrisnya, dan dengan sebuah hunjaman yang dalam, dia menusukkan penisnya kevagina Anine.
“Ahhhhhhh………”, teriak Sony keenakan.
“Aduh…bang ! sakiiiiit !”, teriak Anine kesakitan. Penis Sony katanya berukuran lebih besar ketimbang Hadi, sehingga bibir Anine semakin melesak kedalam saat dikocok. Untung ada tambahan pelumas, yaitu sperma dari Hadi. Kalo nggak, bakal pingsan dah Anine.
Sony lalu memegang kedua pinggang Anine dan menariknya ke depan dan belakang. Dia mengkocok penisnya yang besar itu didalam vagina Anine.
“Oh…ya….sip…uh…”, erang Sony keenakan. Anine hanya kembali menangis merasakan sakit di vaginanya.
“Uh…Him, Rohmat. Sumpel mulutnya supaya ga nangis melulu.”, tukas Sony sambil terus memperkosa Anine dengan buas. Rohmat yang dari tHadi udah nunggu jatah dengan segera memasukkan penisnya ke mulut Anine.
“Oh…ya….sip…uh…”, erang Sony keenakan. Anine hanya kembali menangis merasakan sakit di vaginanya.
“Uh…Him, Rohmat. Sumpel mulutnya supaya ga nangis melulu.”, tukas Sony sambil terus memperkosa Anine dengan buas. Rohmat yang dari tHadi udah nunggu jatah dengan segera memasukkan penisnya ke mulut Anine.
“Huek…”, Anine sedikit tersedak ketika mulutnya dimasuki penis Rohmat. Uh…Bau.
“Ayo, diemut non.”, perintah Rohmat. Anine hanya bisa pasrah. Sambil melelehkan air mata, dia emut penis Rohmat yang hitam besar itu. Rohmat mengerang keenakan. Tangannya tidak diam tetapi meremasi payudara Anine yang indah itu.
“Ayo, diemut non.”, perintah Rohmat. Anine hanya bisa pasrah. Sambil melelehkan air mata, dia emut penis Rohmat yang hitam besar itu. Rohmat mengerang keenakan. Tangannya tidak diam tetapi meremasi payudara Anine yang indah itu.
“Ah….ah….Aaaaaaaaaaahhhhh”. Sekitar 5 menit kemudian Sony mengalami orgasme. Dia mengkocok penisnya dengan ganas didalam vagina Anine sambil kelojotan menyemprotkan spermanya kedalam rahim gadis ini. Rohmat lalu mendorong Sony yang kelelahan dan mencabut penisnya dari mulut Anine. Penis hitam berurat itu terlihat licin terlumuri oleh ludah Anine.
“Nah…giliran gue menikmati vaginamu, Moy.”, kata Rohmat menyeringai.
“Duh…jangan bang. Sakit…”, sekali lagi Anine mengiba.
“Nah…giliran gue menikmati vaginamu, Moy.”, kata Rohmat menyeringai.
“Duh…jangan bang. Sakit…”, sekali lagi Anine mengiba.
Rohmat tidak menghiraukan. Dia lalu memposisikan penisnya. Ah, vagina Anine terlihat memerah. Sedikit bengkak. Terlihat noda merah darah yang keluar bersama-sama dengan lelehan sperma Hadi dan Sony. Kayaknya mereka menyetubuhi Anine terlalu keras sehingga melukai vaginanya. Dengan buas pula, Rohmat menusukkan penisnya kedalam vagina Anine. Penis itu nampak mudah sekali masuk. Anine juga tidak terlalu merasakan sakit seperti sebelumnya.
“Wah. Itunya udah ga enak, bang. Udah longgar banget. Brengsek.”, Umpat Rohmat, diikuti tawa Hadi dan Sony yang sedang tiduran kecapaian. Rohmat lalu mencabut penisnya. Anine merasa sedikit lega. Artinya dia ngga bakal tersiksa lagi. Rohmat lalu menarik lengan Anine dan memangkunya. Dia lalu memasukkan penisnya kedalam vagina Anine dalam posisi duduk. Anine mengerang, kali ini dia merasa enak saat penis Rohmat menembus vaginanya. Entah kenapa. Padahal sebelumnya dia merasa sakit. Rohmat lalu menyedot puting Anine sambil menggenjot vaginanya. Tangannya juga meremasi payudara putih itu denagn penuh nafsu. Anine hanya menggigit bibirnya. gairahsex.com Mereka lalu bersetubuh dalam posisi memangku selama beberapa menit. Tak lama kemudian, Anine merasa ada getaran aneh merasuki dirinya. Tubuhnya bergetar. Oh my. Dia merasa bakal orgasm ! Tidak mungkin ! Masa dia menikmati pemerkosaan ini. Tetapi tubuhnya berkata lain. Dengan sekuat tenaga dia berusaha untuk tidak berteriak. Namun, saat orgasm itu benar menyergap, Anine seakan lupa segala. Sambil berciuman bibir dengan Rohmat, dia berteriak menyambut puncak kenikmatan yang dirasakannya.
“Ah……bang….”.
“Wah. Itunya udah ga enak, bang. Udah longgar banget. Brengsek.”, Umpat Rohmat, diikuti tawa Hadi dan Sony yang sedang tiduran kecapaian. Rohmat lalu mencabut penisnya. Anine merasa sedikit lega. Artinya dia ngga bakal tersiksa lagi. Rohmat lalu menarik lengan Anine dan memangkunya. Dia lalu memasukkan penisnya kedalam vagina Anine dalam posisi duduk. Anine mengerang, kali ini dia merasa enak saat penis Rohmat menembus vaginanya. Entah kenapa. Padahal sebelumnya dia merasa sakit. Rohmat lalu menyedot puting Anine sambil menggenjot vaginanya. Tangannya juga meremasi payudara putih itu denagn penuh nafsu. Anine hanya menggigit bibirnya. gairahsex.com Mereka lalu bersetubuh dalam posisi memangku selama beberapa menit. Tak lama kemudian, Anine merasa ada getaran aneh merasuki dirinya. Tubuhnya bergetar. Oh my. Dia merasa bakal orgasm ! Tidak mungkin ! Masa dia menikmati pemerkosaan ini. Tetapi tubuhnya berkata lain. Dengan sekuat tenaga dia berusaha untuk tidak berteriak. Namun, saat orgasm itu benar menyergap, Anine seakan lupa segala. Sambil berciuman bibir dengan Rohmat, dia berteriak menyambut puncak kenikmatan yang dirasakannya.
“Ah……bang….”.
Ketiga preman itu langsung tertawa-tawa lebar, mengejek. Anine merasa malu, tetapi memang hal itu tidak bisa dikendalikannya. Rohmat lalu mencabut penisnya dari vagina Anine.
“Anumu udah ga enak, non. Longgar.”.
Dia lalu memutar posisi Anine tetapi tetap memangkunya sehingga Rohmat memandangi punggung gadis cantik ini. Dia lalu pelan-pelan memasukkan penisnya yang besar itu kedalam anus Anine.
“Duh…jangan disitu bang. Sakit bang. Sakiittt…Awaaaaaauuuuw !”, teriak Anine.
“Anumu udah ga enak, non. Longgar.”.
Dia lalu memutar posisi Anine tetapi tetap memangkunya sehingga Rohmat memandangi punggung gadis cantik ini. Dia lalu pelan-pelan memasukkan penisnya yang besar itu kedalam anus Anine.
“Duh…jangan disitu bang. Sakit bang. Sakiittt…Awaaaaaauuuuw !”, teriak Anine.
Rohmat dengan cepat menghunjamkan penisnya kedalam anus Anine. “Oh ya…Ini baru enak. Seret. Oh……Ah….”, erang Rohmat penuh kenikmatan. Tangannya memegang payudara Aleine yang meremasnya dengan gemas dari belakang, sambil mengkocok penisnya didalam anus gadis ini.
“aduh….sakit bang….”, erang Anine kesakitan. Rohmat hanya merem melek merasakan kenikmatan seksual yang dirasakannya. Tak lama kemudian, dia menyemprotkan sperma kedalam anus Anine dengan cepat.
“Ohh………….”.
Setelah puas, dia lalu mencabut penisnya dan tiduran kecapaian disamping teman-
temannya. Anine menangis, merasakan sakit di lubang dubur dan di lubang vaginanya. Setetes darah keluar dari anusnya. Beberapa menit kemudian, ketiga preman itu lalu berpakaian. Mereka menyuruh Anine juga segera berpakaian. Dengan menangis sesenggukan, gadis manis itu mengenakan kembali pakaiannya. Fariz disuruh mengambil sendiri pakaiannya. Ketiganya lalu menghilang dibalik kegelapan malam.
“aduh….sakit bang….”, erang Anine kesakitan. Rohmat hanya merem melek merasakan kenikmatan seksual yang dirasakannya. Tak lama kemudian, dia menyemprotkan sperma kedalam anus Anine dengan cepat.
“Ohh………….”.
Setelah puas, dia lalu mencabut penisnya dan tiduran kecapaian disamping teman-
temannya. Anine menangis, merasakan sakit di lubang dubur dan di lubang vaginanya. Setetes darah keluar dari anusnya. Beberapa menit kemudian, ketiga preman itu lalu berpakaian. Mereka menyuruh Anine juga segera berpakaian. Dengan menangis sesenggukan, gadis manis itu mengenakan kembali pakaiannya. Fariz disuruh mengambil sendiri pakaiannya. Ketiganya lalu menghilang dibalik kegelapan malam.
Komentar
Posting Komentar